Kamis, 21 Januari 2010
Translator bahasa sunda
buka alamat ini : http://tarjamah.sabilulungan.org/teks.php
alhamdulillah tugas saya jadi lebih ringan dengan adanya transaltor bahasa tersebut.
terima kasih kepada pihak yang telah menyediakan website tersebut, dah kepada pihak yang memperkenalkan saya pada website tersebut.
syukron, jazzakallah :)
Senin, 18 Januari 2010
jatuh apa terperosok ?
entah ini apa yang sedang saya rasakan .
tp sungguh ! sakit yang teramat .
bergetar, mengilu dan mengerang *Lagunya Nirina Zubir yang Hari Ini, Esok dan Seterusnya*
ahh saya tak bisa mendeskripsikannya dengan kata-kata .
Ya Allah ..
aku tau rasa ini tak baik untukku .
bantulah aku untuk meremove nya dalah jiwa dan fikiranku ..
Kamis, 07 Januari 2010
PACARAN = MENDEKATI ZINA
Ayat diatas telah jelas menyebutkan bahwa kita DILARANG MENDEKATI ZINA. Nah, jika mendekati zina saja sudah dilarang, apalagi zina-nya itu sendiri. Naudzubillah!
Dan yang saya ketahui, diantara berbagai macam CARA UNTUK MENDEKATI ZINA, yang paling akrab dengan kehidupan sehari-hari remaja seperti saya ini, yaitu BERPACARAN! Ya, berpacaran…
Berpacaran dikalangan anak muda jaman sekarang ini sudah hampir seluruhnya melampaui batas, kita sudah sering mendengar bukan, kata MBA atau married by accident? Dan apa yang menjadi penyebab hal itu bisa terjadi? Ya, berpacaran! Dengan adanya hal seperti itu, banyak masa depan anak Indonesia jadi madesu, madenyu, madenong, alias masa depan suram, masa depan nyungseb, masa depan nonggeng alias tak memiliki arah. Sayang sekali bukan? Padahal masa depan Indonesia berada di tangan para remaja seperti kita ini!
Para remaja seringkali menyebutkan bahwa alasan mereka berpacaran yaitu untuk menambah motivasi belajar. BULLSHIT! Mengapa saya bilang semua itu bohong? Karena nyata-nyatanya pacaran malah membuat nilai mereka di sekolah jadi amburadul. Waktu belajar tersita untuk pacaran, waktu untuk konsentrasi belajar tergantikan oleh mikirin si doi. Lah terus dimana motivasinya? Nihil. Tak ada.
Mungkin sudah tidak asing lagi kata pacaran ditelinga kita, para remaja. Dan mungkin sudah menjadi kebiasaan atau bahkan kewajiban bagi para remaja. Yang saya ketahui dan saya rasakan, remaja yang belum pernah pacaran itu dianggap kuno, kuper, gak laku, kampungan, dan lain-lain.
Berdasarkan pengalaman yang saya alami sendiri, memang, besar sekali rasa ingin berpacaran itu. Kadang iri juga melihat teman yang selalu membangga-banggakan pacarnya. Huh sabaar sabaar bin! Tapi belakangan saya baru sadar. Ya, setelah saya memahami kandungan ayat yang saya tulis diawal tulisan ini, saya diselamatkan oleh Allah Swt! Saya sepatutnya bersyukur, karena saya tidak pernah diberi kesempatan untuk berpacaran. Karena PACARAN ITU ADALAH SALAH SATU DARI SEKIAN BANYAK JALAN UNTUK MENDEKATI ZINA. Dan mendekati zina itu sudah jelas DILARANG!
Alhamdulillah, Alhamdulillah wasyukurillah… ternyata begitu sayangnya Allah terhadap saya. Tapi saya malah tidak menyadarinya. Hmm okee mulai sekarang akan saya REMOVE keinginan untuk berpacaran itu. Akan saya kubur dalam-dalam hasrat itu. Tapi kalau rasa suka tapi yang gak pengen memiliki mah wajar kan? Gapapa kan? Hehehe. Biarlah nanti kalau saatnya udah tiba, mungkin saya bisa berpacaran. Ya, saya akan berpacaran! Tapi setelah saya menikah! Waw menikah? Perasaan jauh sekali kata itu dari saya?! Ah biar waktu yang menjawabnya… (Nah loh? Nyambung gak sih? Heuheu)
Ya sudahlah, mungin sekarang memang sudah saatnya berpacaran? BUKAN! Sekarang saatnya saya menutup tulisan ini.. yuk ah! Wassalamu’alaikum! (Nah loh? Perasaan tadi awalnya gak pake salam deh, kenapa sekarang diakhirnya malah ada salam? Ah biarlah.. gaul saeutik teu kunanaon nyak! Yayayaya? Hehehehe) :)
KENANGAN MASA SMP
Kenangan ini muncul kembali saat aku berniat mengambil kertas kosong di map yang terletak diatas rak buku kamarku. Di dalam map tersebut, terdapat kertas-kertas hasil PraUN ku sewaktu di SMP. Ada secercah rasa sombong ketika aku mengenang kembali kertas tersebut beserta isinya. Ya memang.. namaku berada pada deretan teratas hasil PraUN dalam dua kali periode. PraUN 1 dan PraUN 3.
Alam khayalku beranjak ke masa itu, masa dimana hampir seluruh anak kelas 9 SMP Negeri 2 Subang memenuhi papan pengumuman yang terletak di dekat ruang guru. Saat itu aku sedang berada di kelas bersama sahabatku, Anindya. Temanku yang lain masuk ke kelas dan memberi tahu jika pengumuman hasil PraUN telah dipasang. Aku dan Nindy -panggilan akrab dari Anindya- bersigap menuju papan pengumuman.
Setelah berlari, aku pun menemukan segerombol anak kelas 9 memenuhi papan pengumuman. Aku tak bisa menyusup ke dalam gerombolan itu. Akupun tak bisa melihat dari kejauhan kertas pengumumah yang dipasang agak tinggi tersebut. Badanku terlalu mungil untuk melihatnya. Akhirny aku harus sabar menunggu hingga para gerombolan itu satu persatu bubar. Aku sempat melihat raut wajah mereka saat meninggalkan papan pengumuman, ada yang sumeringah, mungkin dia lulus PraUN, nilainya memuaskan dan rankingnya mungkin diatas, adapula yang wajahnya kusut, ringsek, teu mangrupa! Bukan karena ia memiliki wajah yang tak sedap dipandang, mungkin hasil PraUN nya tak memuaskan, berada dibawah garis kelulusan atau mungkin rankingnya tak setinggi yang ia harapkan. Tapi yang aku herankan, masih saja ada yang berkata seperti ini setelah melihat papan pengumuman itu, “Anj*ng, urang teu lulus euy! Edan eta nilai!” bukan, bukan kata itu yang membuat aku heran, tapi dia itu -orang yang berkata demikian- berkata sambil tertawa dan wajahnya tak menampakkan sedikitpun kekecewan dan penyesalan. Aneh. Ya aneh aku bilang. Tapi sudahlah, tak penting juga memikirkan anak itu. Yang penting sekarang aku harus melihat hasll PraUN ku!
Dan… JERENGJEENGG!! Namaku berada pada posisi teratas! Yaa, aku ranking pertama se-SMP di PraUN ke-2 ini! Alhamdulillah, wansyukurillah, betapa bangganya aku... “Mama papa, aku pulang dengan kemenangan!” pekikku dalam hati. Lalu aku pandangi lagi kertas pengumuman tersebut, nilaikuu… Bahasa Indonesia 8.20, Matematika 9.47, IPA hanya 7.00, dan 9.20 untuk Bahasa Inggris! Fantastis bukan? (Walaupun nilai IPA ku pas-pasan) Alhamdulillah, bertambah lagi rasa syukurku... Makasih Ya Allah
Aku kembali menatap kertas pengumuman yang membuatku hatiku berlompat-lompat kegirangan. Aku melihat deretan nama di bawah namaku, Alda Wydia Prihartini Azar, Yuri Ardhya Stanny, dan Iffianti Azka Atsani. Hmm, mereka bertiga adalah sahabat terbaikku. Kami memang sering berebut posisi teratas dalam ranking di SMP tercinta ini, tapi diluar itu… Kami adalah sekelompok sahabat yang memiki kesamaan rasa! Aku jadi teringat, pernah ada yang bilang -diluar aku, yuri, alda, iffi dan juga sahabat kami lainnya yang masuk sepuluh besar- kalau kami -aku, yuri, alda, iffi dan juga sahabat kami lainnya yang masuk sepuluh besar- hanya mau berteman dengan anak-anak yang otaknya diatas rata-rata saja. HEY! Kami sebenarnya tidak begitu! Kami hanya kebetulan saja suka belajar bersama sehingga kami bisa klop satu sama lainnya. Apakah itu salah? Aku rasa tidak. Ah tapi pendapat orang biarlah mengalir, kami tetap kami, WE ARE WHAT WE SAID! Itu semboyan yang dicetuskan oleh Iffi, sahabatku yang putih yang jago bahasa inggris.
Tersadar dari lamunanku, aku masih berada di depan papan pengumuman hasil PraUN, aku mencari nama sahabatku sekaligus teman sebangkuku, Anindya Sekar Utami. Dan ternyata… YEAH! Dia berada pada posisi ke-8! Progress yang bagus Nind! Nindy yang sedari tadi berada disampingku serta merta memelukku... “Syabiiiiin!!! Selamat yaa, kamu kesatu! Gak sia-sia aku ngajarin kamu… hehehe” Aku pun balas memeluknya, “Kamu juga selamat yaa, ranking kamu ada tepat dibawahnya si Ketos, hehehe” Wajah nindy seketika berubah jadi masam… Ya, Firman Firdaus, yang berada pada posisi ke-7, Sang ketua OSIS SMP kita tercinta, sekaligus orang yang dikagumi Nindy! Hihihi.
Aku dan Nindy mundur dari depan papan pengumuman tersubut. Aku melihat Iffi dan sahabatku yang lain baru datang dan baru melihat papan pengumuman hasil PraUN tersebut. Wajah mereka tak seceria yang aku bayangkan, menyiratkan bias kekecewaan! Mungkin mereka tak terbiasa berada diposisi dibawah ranking satu. Akupun seketika sadar diri, aku jadi merasa rendah, aku tak pantas berada di posisi teratas. Harusnya, salah satu dari Iffi, Alda ataupun Yuri yang menempati posisi tersebut. Mereka jauh lebih pantas dari pada aku.
Setau aku. Yuri, Iffi dan Alda itu dulu dari jaman SD sampai kelas 8, mereka selalu ranking 1. Saat tes masuk SMP pun, Yuri, Alda, dan Iffi berurutan menempati posisi hasil tes IQ TERTINGGI SEKABUPATEN! Bayangkaan.. sekabupaten sooob! Subhanallah.. Tapi apa yang aku punya? Waktu tes IQ itu saja, aku hanya mendapat angka 360, sedangkan Yuri, Iffi, dan Alda, mereka di atas 400! Jauh sekali bukan? Aku jadi tambah merasa tambah tidak berharga…
Setelah pembagian raport semester 5 -kelas 9 smt. 1- aku yang sekelas dengan Yuri dan Alda, tidak tahu bagaimana caranya, bisa menjadi ranking 1 dikelas! Alda mendapat posisi kedua dan Yuri ketiga. Aku merasa posisiku ini sangat menganggu mereka, sahabat-sahabatku… Dan kali ini terulang lagi, aku mendapat peringkat pertama pada saat PraUN kedua dan ketiga. Ya Allah... jujur aku merasa tidak ada apa-apanya dibanding mereka… aku tak tahu bagaimana harus menyikapi ini semua, haruskah aku memaki Engkau atas semua takdir-Mu ini? TIDAK! Itu adalah hal yang paling bodoh! Aku harusnya bersyukur atas semua yang telah aku capai berkat Izin-Nya. Alhamdulillaah wa syukurillah
Tapi rasa bersalah ini, rasa rendah ini, rasa tak pantas ini, selalu menghantuiku.. “Maafkan aku, Yuri, Alda, Iffi… aku telah merebut posisi kalian…” :(
Senin, 04 Januari 2010
MASIH ISENG NULIS PUISI , ckck
Sahabatku adalah
Mereka yang membantuku dalam susah
Sahabatku adalah
Mereka yang menenangkanku saat aku resah
Sahabatku adalah
Mereka yang ada saat aku gelisah
Sahabatku adalah
Mereka yang menyemangatiku saat aku pasrah
Sahabatku adalah
Mereka yang mengerti aku saat mukaku memerah
Saahabatku bukanlah
Mereka yang mengajakku berbuat salah
Sahabatku bukanlah
Mereka yang membuat aku lemah
Karena sahabatku adalah
Mereka yang sama-sama berjuang dan pantang menyerah!
ISENG NULIS PUISI
Bagai menginginkan bulan dating di siang hari
Harapanku tak akan berarti
Bagaikan mengharap banjir di gurun yang terik matahari
Keinginanku sirna ditelan sunyi
Aku hanya manusia hina yang tak berarti
Manusia yang hanya bertemankan sepi
Tak ada harapan yang berani singgah di hati
Karena semua tahu, itu terlalu melampaui !
Dunia hanyalah untuk orang yang berdasi
Orang yang selalu merias diri
Atau orang yang dapat mengikuti arus globalisasi
Tak ada tempat untuk si muka hina ini
Tak ada tanah untuk berpijak kaki telanjang ini
Semuanya tak ada untuk manusia tak berarti seperti aku ini
Subang kelabu :(
Subang kelabu…
Baginya, mentari tak bersinar lagi
Tak ada tetesan embun bening lagi
Sang burungpun enggan bernyanyi
Sabuang kelabu, sekelabu hatiku…
Tak ada tawa sang mentari
Tak ada cendaan angin pagi
Tak ada kicauan ratu pelangi
Subang kelabu…
Tak seperti surat merah jambu
Yang membuat hati menggebu-gebu
Sebang kelabu…
Tak seperti mesin kendaraan yang menderu
Yang mebuat bising kota kelahiranku
Subang kelabu…
Bagai pasukan serdadu
Yang ditembak mati terkena peluru
Subang kelabu…
Benar-benar kelabu…
Pinter tapi MALES !!
Udah dikasih otak yang sama, tapi kok hasilnya beda?
“Iiih.. kenapa sih aku dilahirin jadi orang yang bodo? Yang telmi? Yang lemot? Kenapa aku gak dilahirin kayak si A, yang pinter, otaknya encer, selalu juara…” Yakin deh kata-kata itu pernah keluar dari kita-kita. Sadar gak sih? Kalau kita semua itu sebenernya pinter dan gak ada yang bodo. Allah sang khalik yang nyiptain kita Maha adil kok. Cuma masalahnya, ada yang rajin dan gak sedikit yang males. Nah, yang males itu otaknya jadi tumpul coz jarang dipake. Bener deh! Buat contoh nich yee... Anak yang udah beberapa kali gak naik kelas itu sebenernya pinter, cuma mungkin karena dia males aja dalam belajar, senengnya maen mulu, atau pacaran mulu?! Kalau dia-nya mau belajar sich, insya Allah semuanya bisa. Matematika yang bikin angguk-angguk, Fisika yang bikin geleng-geleng… dijamin pasti gampang kok kalo kita mau berusaha & belajar ‘N gak lupa donk ditambahin sama do’a juga. Inget kan kalo berusaha tanpa do’a sama dengan sombong, dam kalo berdo’a tanpa usaha, sama aja bohong. Makannya, mulai sekarang jangan sia-siain deh otak yang udah dikasih ke kita. Asah terussss… biar makin encer. Biar anak shadaps semuanya juara. Okeee???