Malam 10 dzulhijjah 1431 / 16 November 2010
Bismillah..
Apa yang kalian rasakan jika kalian sedang tak nyaman dengan suasana rumah, lalu kalian melarikan diri ke suatu tempat, yang kalian kira tempat itu akan menenangkan kalian, dan yang terjadi malah sebaliknya, tempat yang kalian pilih untuk ‘melarikan diri’ tersebut tambah membuat kalian tidak nyaman? Marah? Ya. Kesal? Tentu. Jengkel? Apalagi. Segala rasa tak enak memenuhi hati. Tapi sebisa mungkin, kendalikan hati, jauhkan dari rasa-rasa tersebut, secepatnya ucapkan istighfar, astaghfirullahaladzim…
Apa yang kalian lakukan jika kalian sedang jatuh, lalu kalian mendantangi seseorang yang kalian kira akan memotivasi kalian, tapi yang terjadi malah sebaliknya, orang tersebut malah lebih membuat kalian lebih merasa jatuh? Sedih? Betul. Marah? Mungkin. Sebal? Hal yang wajar. Segala rasa dengki tiba-tiba muncul pada orang tersebut. Tapi ingatlah, dengki adalah awal dari rasa iri, hindarilah, cepatlah sebut asma-Nya, agar kita terhindar dari azab-Nya..
Dua ilustrasi diatas, menggambarkan dengan jelas suasana dan kondisi yang penulis alami saat ini, detik ini, waktu ini. Ya, disaat seluruh umat muslim di dunia sedang bergembira ria mengumandangkan gema takbir, mengagungkan nama-Nya, aku, disini, sendiri, terpuruk, jauh jatuh ke dalam lubang yang tak dapat dijangkau siapapun, sepi, sakit, pedih, menangis, gelap! Aku membutuhkan sebuah cahaya… saat cahaya seorang sahabat tak lagi dapat menentramkan hati yang sedang kemelut, aku butuh cahaya-Nya, cahaya yang aku yakini dapat mendamaikan seluruh jiwa, raga, fikiran, serta hatiku. Aku berharap cahanya itu segera datang padaku, meraihku, namun tak mengambilku. Aku tak bisa hidup tanpa-Mu, Rabbku… ampuni hamba yang selama ini jauh dari-Mu, ku sadari sejak adanya musibah ini, aku lebih ingat pada kodratku, yaitu sebagai
seorang hamba, yang harus patuh pada perintah-MU, ampuni hamba Ya Rabbunnass, kasihanilah hamba Ya Rabbularsy… :’(
Tidak ada komentar:
Posting Komentar